Di antara musibah besar yang menimpa umat islam adalah terbunuhnya Umar bin Khottob. Beliau dibunuh oleh Abu Lu’lu Al-Majusi dengan tikaman curang saat beliau memimpin sholat Subuh.
Saat itu pengecut tersebut mengendap di pojok masjid. Di masa itu, suasana subuh masih cukup gelap karena sedikitnya penerangan. Ketika takbirotul ihram berkumandang, sang pengkhianat bergerak cepat. Ia menyergap menikamkan pisau bermata dua. Dihujamkannya pisau itu 3 kali tusukan yang menyebabkan 6 luka tikaman di bawah pusar Kholifah Umar.
Setelah menusuk Umar , sang pengkhianat ini menikamkan pisaunya ke kanan dan ke kiri hingga 13 orang makmum yang hadir di shof depan saat itu menjadi korban. Dari 13 orang makmum tersebut, 7 orang sahabat meninggal.
Saat-saat genting yang dikhawatirkan bertambahnya korban, ada satu orang makmum yang menjerat sang pelaku dengan burnus yaitu sejenis pakaian bertudung. Terperangkap dalam kain itu, sang pelaku sadar bahwa ia akan tertangkap, ia pun melakukan bunuh diri.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Huzaifah yang merupakan sahabat yang paling faham tentang masalah fitnah kubro (besar). Disebutkan secara panjang-lebar tentang fitnah yang akan menimpa umat ini, sampai pada perkataan, Umar bertanya kepada Huzaifah, “… akan datang fitnah yang bergelombang seperti gelombang lautan?” Umar bertanya tentang permasalahan besar yang silih berganti yang akan menimpa umat ini. “Engkau tidak bermasalah dengannya wahai Amirul mukminin, sesungguhnya di antaramu dan fitnah itu ada pintu yang tertutup.” Jawab Huzaifah. Artinya Umar tidak akan mengalami fase tersebut. Umar bertanya, “Apakah pintunya didobrak atau dibuka?” “Didobrak,” jawab Huzaifah. Umar paham, pintu yang didobrak, maka akan rusak. Tidak akan bisa ditutup kembali. Ia berkata, “Didobrak itu lebih parah keadaannya. Karena selamanya ia tak akan tertutup. Hingga kiamat tiba”.
Sesuai dengan hadis Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, Umar adalah pintu penjaga dari fitnah. Hal ini ditandai dengan syahidnya beliau, maka pintu fitnah itu terdobrak.
Dan memang demikian, setelah wafatnya Umar , maka mulailah bermunculan fitnah-fitnah yang silih berganti yang menimpa kaum muslimin.